Rabu, 24 Juni 2009

Keagungan Sisi Kota




Dia yang selalu kutunggu
Dalam setiap perjalananku ..
Ada .. atau tidak ada ..

Dia yang selalu menampakkan sisi kemegahan
Yang selalu berdiri tegak .. mengamati setiap sisi tingkah manusia
Namun hanya mampu melihat tanpa bisa berkata kata
Hanya mampu mematung tanpa sanggup berseru tidak

Dia .. adalah keagungan sisi sebuah kota
Yang menjaga walau tak bisa melindungi
Yang menyaksikan kesempurnaan walau tak bisa bertepuk tangan

Berselimut awan ketika lelah menghampiri
Menyandarkan hamparan permadani
Ketika matahari lugas menghampiri

Dia akan selalu menjadi yang terindah .. dimana pun itu
Tak perduli perbedaan membuat jarak begitu jauh
Karena dia akan selalu menjadi lukisan itu
Yang tak akan pudar oleh kebosanan
Derunya waktu .. kerasnya kehidupan

Selasa, 23 Juni 2009

Lihat Aku ..




Hey .. ini aku
Lihatlah aku yang masih bergumul dengan lumpur
Dengan tanah tanah kotor yang bersembunyi diantara kuku kuku kakiku
Dan peluh yang mengganggu aroma tubuhku
Dan hitamnya wajahku oleh teriknya mentari

Hey .. ini aku
Lihatlah aku yang mencoba membersihkan pacul tua itu
Diantara tanah tanah merah yang keras menempel
Dan alang alang yang harus kubersihkan
Dan semua akar akar yang menggerogoti lahan kering

Mm .. langit mulai mendung
Terasa dingin membisikkan keteduhan di telingaku
Tangan tangan kekar itu semakin giat merampungkan kemauanku
Sekedar untuk bisa berbenah dan menanam beberapa butir benih kemandirian

Rumput rumput liar yang bergoyang
Membuatku tersenyum dan mengajak berbincang
Tentang apa saja yang ada dibenakku
Di hatiku ..
Ketika kumbang datang menjenguk, sembari memetik madu yang tersimpan untuknya

Mm .. langit kian berkumpul
Memintaku untuk segera pergi dan berteduh
Sesaat lagi, tanah tanah kering itu akan menikmati sejuknya
Limpahan air hujan yang mengandung cinta dan rizki
Dari Semesta Alam yang mengizinkan kami meminta ..

Semut semut kecil pun berbaris ..
Memanggul hasil kerja keras mereka
Persembahan sang ratu di Rumah
Sejenak mereka melihatku dan melemparkan sedikit senyumnya ..
Untukku yang selalu terinspirasi dari jejak tapak mereka
Yang tak pernah berkata lelah ...

Minggu, 21 Juni 2009

Pembohong !!



Gambar diambil disini

Mainkan kata kata itu, wahai pembohong!!
Mainkan airmata itu, dalam satu adegan tanpa terpotong
Tak perduli hatimu berkata, bohong !!
Atau malaikat di bahu kiri itu tertawa menuliskan cerita yang panjang
Tentang kebohongan mu !!

Pembohong buta !!
Kau abadikan permainanmu disudut sudut kegetiran dan keinginanmu akan dunia
Tak perduli wajah wajah heran disana, bertanya tentang dirimu yang jauh berbeda
Agh .. kau pembohong buta !!
Yang kau kejar adalah harta dan pujian keberhasilan semata

Tak sadarkah, dunia menantimu dengan kejujuran yang sesaat akan tiba?
Ketika langit mulai mendung, dan rintihnya yang tersembunyi
Kau nyanyikan lagu lagu kemenangan dihatimu, ketika duka disana mempertanyakan haknya.
Tentang alibi yang kau putar balikkan dengan mudah

Siapa saksi bisu yang sanggup berkata, kini?
Hanya dinding dinding membisu, tanpa suara .. tanpa keberanian
Hanya angin angin lemah berbisik dan melarikan diri
Tak mampu mengulang waktu yang berjalan kian jauh

Pembohong itu hidup dalam puncaknya ..
Dan kibarkan bendera kejayaanmu !!
Tiapkan terompet terompet kemenanganmu !!
Busungkan dadamu yang tegap lagi tegar ...
Dan ku menunggu sampai kapan kau sanggup bertahan

Sampai kapan??
Sampai kau siap meratapi keterpurukanmu ...
Nikmatilah hidupmu wahai pembohong !!
Aku tak pernah sungkan melihatmu berbinar dengan mata hatimu yang menangis

Sabtu, 20 Juni 2009

Kayuh Perahuku



Kayuh ...
Dan kayuhlah terus
Hingga perahu beranjak ke tengah
Menelusuri sisi pantai yang kian menjauh
Melabuhkan hatiku di hamparan laut yang tenang

Dayung ..
Ku dayung laju perahu itu
Walau berat arus kulawan kian terasa
Dan ombak makin beradu mengetuk dinding dinding perahu

Angin pun enggan berlawanan
Memanjakanku dengan tiupan mesra ..
Memainkan lembaran rambutku yang terurai
Melebarkan layar layar terkembang, hingga gemuruh
sorak sorai penumpang bersahutan

Agh ... perahuku kuat
Selama aku berada di depan mengatur arah angin
Suara peluit prajurit, berujar tentang burung burung yang terbang pulang
Juga kesima akan keindahan hari yang sigap terlelap, pun mendecakkan kagum

Dan perahuku terus melaju ..
Mencoba menerima sisi gelap bersahabat,
Sesaat lagi ..
Ditemani angin malam yang mengantarkanku mencari rizki

Dan perahuku terus melaju ..
Hingga temaram lampu petromak menjadi sandaran tujuan
Sesaat lagi ..
Ditemani doa, dibawah payung bintang bintang ..
Ku kayuh perahu itu semakin laju ..

Jumat, 19 Juni 2009

Langit Tanpa Batas



Gambar diambil di sini

Jauh .. kumenatap ujung langit tanpa batas
Jauh .. bahkan ku tak sanggup menggapainya.
Andai ku bisa terbang menyaksikan sisi kemegahan langit langit yang membuka diri
Dan menjadi pengagum diantara kesekian rahasia Nya

Tiada hentinya melepas rasa kagum itu ..
Ketika awan awan itu bergumul seakan memberiku jalan ..
Jalan kemanapun kaki ku hendak berlari dan melihat warna warna pagi
menghampiri puncak puncak gunung terdekat

Dan aku di puncak bukit tertinggi
Berdiri memeluk diri yang sendiri ..
Hanya aku dan DIA yang berbicara ...
Tentang Kagum, tentang Kuasa ..
Tentang Manusia ..
Tentang Cinta ..

Tentang Keangkuhan ..
yang dibanggakan oleh debu debu kecil beterbangan
Tentang kecilnya aku, ditengah besarnya kekayaan Maha Dasyat
Tentang rapuhnya hati yang bergejolak tanpa syukur
Tentang keheningan yang membuatku damai oleh kehadiran Nya.

Kamis, 18 Juni 2009

Langit Bergemuruh




Dan langit bergemuruh ..
Kelabu ..
Hitam ..
Semakin mendatangiku dengan amarahnya ..
Dengan amukannya yang menggelegar

Dan pepohonan meliuk liuk .. meminta perlindungan
Meminta iba penghuni bumi yang sarat tangisan
Semakin keras ketakutan itu tertutupi oleh dasyatnya teriakan alam
Dan teriakan teriakan gemuruh membelah angkasa ..

Tak ada lagi semut semut kecil yang berbaris memanggul peta peta upeti mereka
Tak ada lagi kupu kupu memainkan sayapnya diantara dedaunan manja
Tak jua suara jangkrik menyanyikan lagu lagu cinta
Tak juga aku yang berdiri menatap kekalutan itu ..

Dan kepingan hari seakan segera berakhir
Matahari pun harus mengalah menjaga siang itu
Hingga detik detik terakhir hujan membasahi tanah tanah kering yang meronta
Dan payung payung beranda seolah berkata, aku di sini untukmu

Dan biarkan gemuruh itu bersahutan, merajai langit langit yang menghitam
Dan biarkan pedang pedang kilat memainkan sinarnya yang menakutkan
Sementara mahluk mahluk kecil memeluk bundanya ..
Hingga tak hentinya memohon doa
Hingga tak hentinya menahan nafas ..

Dan reda menjadi jawabnya ...

Rabu, 17 Juni 2009

Puisi pagi




Pagi yang indah ..
Ketika matahari bersenandung hangat ..
Dan langit membiarkan hamparan biru melebar ..
Ketika gunung gunung terjaga ..
Dan lembutnya angin angin menyapa ..

Agh .. pagi yang indah ..

Bila hati manusia mampu melihat ..
Betapa hari ini dimulai tanpa sarat ..
tanpa pinta ...
tanpa peluh bergumam ..

Bila sebentuk kedamaian mampu terlukis,
Hingga siang menjelang dan malam mengakhiri ..
Bila langit mampu menentramkan kemegahannya ..
tanpa warna warna suram yang menggelegar.

Pagi yang indah ..
Aku hadir menyampaikan kagumku untukmu
Menyampaikan rendahku pada sang Maha Daya
Sebersit doa, membuka hari ..
Membuka langkah langkah yang menapak ringan
tanpa keluh .. tanpa kesah

tanpa bergumam tentang pundak pundak yang kian rapuh
Oleh sebuah impian

Selasa, 16 Juni 2009

Ada Apa Sore Itu?




Mega membentang di keheningan sore itu
Langit seakan mempercantik diri, bersolek tanpa suara
Awan awan bergerak seakan hendak pulang
Perlahan mengamati sisa manusia yang masih nampak berdiri mendaki puncak

Ada apa sore itu? Langit begitu indah ..
Biru biru terlukis kagum, bak coretan khas Sang Maha Daya
Awan awan menggumpal, meninggalkan sebentuk tanya ..
Serupa apa yang ingin Kau tunjukkan?

Adakah ini pertanda?
Sesayup namun lantang Adzan bergumam ..
Mengiringi kepergian mereka ..
Dan langit begitu santun mendengarkan ..

Ada apa dengan sore itu ?
Adakah ini pertanda?
Tuhan begitu Kuasa mengukir sebersit lukisannya
Adakah yang ingin disampaikan oleh Sang Maha Daya?

Ada apa dengan sore itu?
Langit membiru, ..
Di tengah gradasi abu abu, putih dan pantulan matahari yang menakjubkan
Hingga perlahan menghilang dan meninggalkan kemerahan yang kian termakan gelap
Biru langit semakin menua ..

Sore itu ibarat sketsa sesaat seorang Maestro tanpa nama
Tanpa tanda tangan, ... tanpa sebuah wajah yang mampu dikenang
Hanya sebuah Keagungan, yang ingin membukakan mata hati manusia manusia yang tertutup
Yang mampu membalikkan semua rutinitas untuk kembali mengagumi Kuasa Nya ..

Jumat, 12 Juni 2009

2009_06_12 Lembayung Sore




Lembayung sore .. bersenandung
Bercerita tentang .. deburan ombak yang kian menepi
Tak terdengar lagi suara suara riuh yang bergelak sebelumnya

Lembayung sore .. kian memerah
Dan matahari terduduk di peraduannya
Begitu indah .. lukisan itu tergores
Begitu damai .. alam ini mengakhiri harinya

Nun jauh .. di samudra lepas
Gulungan buih buih lautan masih setia menghampiri tepian
Walau tak ada kerlip kerlip lampu yang menemani
Namun desirnya .. masih menyapu pasir pasir di pinggiran

Selamat tidur .. hari yang indah ..
Selamat tidur .. wahai penjaga siang
Dan cahaya itu kian meredup .. dan terlelap di ujung cakrawala

Kamis, 11 Juni 2009

Morning Tour in Cirebon



2005_03_12

Langit terasa perlahan membuka diri ..
Dan gemerlap sinar matahari mulai tampak ..
Rumput yang hijau kian semarak .. juga pepohonan nan menjuntai

Perjalanan masih panjang
Walau lelah ..
Pagi benar-benar memberi kehidupan ..
Sesayup suara teman seperjalanan pun melintas mendahului
Tak terdengar suara burung berkicau ..
Hanya hayalan empuknya mimpi masih terasa

Pagi itu di Cirebon ..
Oleh gunung yang megah berdiri dan selimut awan meminggir
Oleh deru suara perjalanan yang kuyu karena malam
Oleh keletihan yang membekas di helaian kain yang menempel

Alam tetap memberi yang terbaru
Dan itu .. adalah pagi.
Puisi adalah hatimu © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute